Ade Anugrah (Anugrah Amin Telaumbanua) is an Indonesian musician, composer, and arranger who creates eclectic music based on progressive rock, jazz fusion, and classical styles. He has released music as a solo artist that's called the Ade Anugrah Abstraction.
Musik adalah wujud gagasan kita. Sebenarnya aku bisa saja sih mengeskpresikan gagasan ke dalam bentuk gambar, puisi, atau film -- tapi aku lebih cinta dan suka dengan efek dan pengalaman yang ada ketika bermusik.
Mendirikan label rekaman dan sekolah musik suatu saat nanti.
Emm, aku memulai untuk diri sendiri dulu. Contohnya, punya keahlian bergitar seperti Jimi Hendrix.
Banyak banget! Yang paling memorable itu lagunya Letto judulnya Ruang Rindu.
Kalau penulis lagu kontemporer, aku paling ngidolain Jimi Hendrix, Kate Bush, Freddie Mercury, dan John Lennon. Untuk komposer klasik, aku kagum sama Claude Debussy, Nadia & Lili Boulanger, dan Igor Stravinsky. Sedangkan untuk band yang sudah terpatri adalah The Beatles, The Jimi Hendrix Experience dan Gentle Soul.
Musik itu bisa dibilang sebagai kapsul waktu yang bisa kita rasakan secara auditori. Sesuatu yang bisa membawa kita pada sebuah momen yang terkadang tidak sempat diabadikan melalui kamera. Jadi, bisa dibilang aku tertarik membuat musik karena aku senang bernostalgia.
Aku ingin sekali jika musik bisa kembali prestis layaknya musik pada era klasik. Jadi, aku ingin menunjukkan kepada pendengar bahwa seni musik adalah seni yang seru secara mental.
Paranoid pasti ada, tapi aku bisa menutupi itu dengan persona.
Dengan teknologi, kita mampu memproduksi musik secara mandiri. Bahkan musik orkestral yang seharusnya dimainkan oleh puluhan musisi, dapat diakali dengan menggunakan VST. Jadi, aku melihat dengan adanya kemudahan itu, para pemusik lebih mudah untuk merealisasikan gagasannya. Hal yang sangat aku sayangkan adalah kurangnya antusias masyarakat terhadap genre musik yang beragam, sehingga industri pun seperti dicengkram oleh selera mayoritas.
Pertama kali menggunakan, aku langsung suka. Sukaa banget!! Apalagi dengan adanya fitur radio. Musik yang aku unggah pun bisa dijangkau oleh musisi yang lain. Terima kasih Drooble!
Dipandang sebelah mata oleh kerabat, keluarga dan teman-teman. Padahal menjadi musisi pun, peluang itu tetap ada. Tinggal kitanya aja, yang mau dan mampu memanfaatkan potensi itu.
Sayangnya di kota Medan, skena-nya lebih tersegmentasi. Sedangkan minatku agak berbeda (fusion dan prog rock).
Strategi pemasaran. Aku sering sekali menyimak musik yang (maaf) tidak terlalu menarik namun mendapatkan antusiasme yang besar karena strategi pemasarannya.
Cautious Clay, John Splithoff dan Armando Young.